Senin, 29 Maret 2021

TEORI & INOVASI PENDIDIKAN MASA DEPAN

TEORI & INOVASI PENDIDIKAN MASA DEPAN



Penulis
Basti, S.Psi., M.Si., dkk.
 
Pengantar Ahli
Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd.
 
Editor
Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd., Sudirman, M.Ed.,
Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc., dan Marhani, S.Pd., M.Pd.
 
Proof Reader
Saturdi Hamid, S.Pd., M.Pd.
 
Penata Letak / Desain Sampul
Tim Kreatif SCM
 
Gambar Sampul: https://1.bp.blogspot.com/
 
­Cetakan I, Februari 2021
Copyright © Penerbit Syahadah, 2021
436 halaman; 
14 x 21 cm

ISBN: 978-623-7250-56-2

Price: IDR. 125.000,-



Secara lebih spesifik buku ini menjawab berbagai permasalahan teoritik dan praktik di bidang pendidikan khususnya di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, dalam dunia pendidikan muncul berbagai isu dan sekaligus tantangan yang memerlukan pemecahan. Pertama, tantangan di bidang peningkatan mutu dan akses pendidikan mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga ke perguruan tinggi. Dalam hal mutu, pendidikan di Indonesia masih harus berjuang untuk sejajar dengan negara lain terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam hal akses, terdapat indikasi masih rendahnya angka partisipasi anak usia sekolah pada jenjang taman kanak-kanak dan kelompok bermain sebagaimana hanya di perguruan tinggi.

Kedua, tantangan terkait dengan sejauh mana dunia pendidikan mengembangkan kemandirian peserta didik khususnya pada jenjang pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi. Saat ini masih terdapat kecenderungan lulusan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi mencari pekerjaan sebagai pegawai ketimbang mengembangkan usaha secara mandiri. Padahal peluang untuk mendapatkan penghasilan tinggi jauh lebih besar melalui jalur kewirausahaan dibanding menjadi pegawai. Hal ini berimplikasi pada perlunya pengembangan jiwa kewirausahaan dalam pendidikan anak sejak dibangku TK hingga ke perguruan tinggi.

Ketiga, tantangan terhadap pengembangan karakter peserta didik. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, karakter peserta didik juga mengalami perubahan yang menjurus terjadinya dekadensi moral dalam berbagai bentuk. Pada saat yang sama, tuntutan dunia kerja dan masyarakat pada umumnya makin mengharapkan terpeliharanya karakter kejujuran, kesetiakawanan, ketaqwaan, dan nilai-nilai budaya positif lainnya. Pendidikan karenanya ditantang untuk mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan kognitif tetapi juga memberikan penekanan pada pendidikan karakter. Sehubungan dengan pengembangan karakter itu pula, gagasan tentang sekolah ramah anak menjadi penting sebagaimana halnya pentingnya sekolah inklusi untuk  terus dikembangkan.

Keempat, tantangan yang bersumber dari semangat internasionalisasi pendidikan. Globalisasi menciptakan peluang yang sama bagi semua satuan pendidikan untuk bersaing secara internasional. Untuk itu satuan pendidikan di Indonesia perlu didorong untuk menjadi lembaga kelas dunia sebagaimana dicontohkan dengan berdirinya sekolah internasional atau yang umum dikenal dengan nama Sekolah Penyelenggara Kerja sama (SPK) di mana pendekatan pembelajarannya menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya secara penuh waktu. Kecakapan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris perlu diberikan porsi waktu yang memadai dalam melengkapi kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di pentas internasional.

Kelima, tantangan yang bersumber dari gerakan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang membawa semangat “internet of things” membawa implikasi pada perlunya pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi industri akan memberikan beragam pilihan pembelajaran berbasis TIK baik melalui model pendidikan jarak jauh, gabungan atau blended learning, atau pengemasan media dan sumber belajar berbasis TIK. Pelajaran terbaik dari masa pandemi Covid-19 adalah pembelajaran dipaksa untuk mengikuti model pembelajaran jarak jauh berbasis TIK yang bisa terus dikembangkan di masa depan.

Akhirnya tantangan keenam adalah pengembangan kurikulum yang berorientasi pada kecakapan abad 21. Fakta menunjukkan bahwa kurikulum dan proses pembelajaran belum sepenuhnya berorientasi pada kecakapan abad 21 yang mendorong kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif. Hal ini diperparah dengan belum memadainya proses pembelajaran yang merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti mendorong kemampuan pemecahan masalah, melakukan analisis dan sintesis, serta membuat kesimpulan. Di masa depan, pengembangan kurikulum harus tetap dilakukan karena perubahan lingkungan juga berlangsung dengan cepat.

 Dengan semua tantangan tersebut, buku ini dihadirkan di depan pembaca semoga bisa memberi solusi atau setidaknya memberikan pencerahan dalam menyikapi tantangan tersebut bagi kemajuan pendidikan di masa depan.